Langsung ke konten utama

Timnas U-19, Tidak Melulu Soal Hasil


(14/7)

Stadion Gelora Bandung Lautan Api benar-benar bergelora malam ini. Menyambut sekumpulan anak muda yang akan menimba ilmu tentang persepakbolaan dari sumurnya. Adalah RCD Espanyol B yang akan menjadi lawan anak-anak muda tersebut. Datang jauh-jauh dari negeri matador, Spanyol, sudah barang tentu RCD Espanyol yang menurunkan tim reserve-nya pada pertandingan kali ini tidak mau kehilangan muka sebagai salah satu tim papan atas di la liga. 

Perlawanan sengit coba mereka lakukan untuk anak-anak tim nasional Indonesia u-19. Tidak tanggung-tanggung, empat gol mereka lesakkan ke dalam gawang Indonesia. Namun, Indonesia bukan tanpa peluang, berkali-kali Garuda Nusantara mengancam gawang Espanyol. Total dua kali mereka menggoyang jaring gawang Espanyol lewat kaki seorang Egy Maulana Vikri.

Terlepas dari hasil akhir yang kurang menyenangkan, disanalah tersirat sebuah daya juang yang tidak kenal lelah. Menilik dari lawan yang dihadapi tentu RCD Espanyol B bukanlah tim yang sembarangan, bukan tim main-main yang sekedar berlibur ke Indonesia. Kemenangalah yang mereka incar, tapi anak-anak muda itu terus berjuang, berulang kali mereka menebar ancaman. Dengan percaya diri mereka tetap menggiring bola, mengumpan di sela-sela kaki lawan. Disanalah kesiapan mental mereka diuji, yang tadi terjadi di atas lapangan bukan sekedar talenta individu mereka yang memukau, bukan sekedar liukan indah yang menipu lawan. Yang tadi terjadi di atas lapangan juga tentang ketenangan dan kedewasaan. Tentang sikap.

Sebagai pemain muda, bagaimana mereka mengambil sikap di atas lapangan patut diberi penghargaan. Dengan waktu seper sekian detik mengharuskan mereka memutar otak untuk menentukan apa yang harus dilakukan, sekali lagi untuk anak seusia mereka tentu ini bukan hal yang mudah. 

Dan disinilah keunikan sebuah olahraga bernama sepak bola. Dalam sepak bola kita tidak melulu membicarakan soal hasil akhir. Hasil adalah hal yang paling terakhir yang harus terpikirkan, sedangkan yang harus paling pertama terpikirkan adalah bagaimana strategi, usaha, dan keajaiban yang telah diperjuangkan melebur menjadi suatu yang menakjubkan. Melihat permainan Garuda Nusantara malam ini, lagi-lagi saya begitu yakin dengan generasi emas sepak bola Indonesia di masa yang akan datang. Dan saya juga sangat yakin jajaran pelatih tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menjaga talenta alamiah pemuda-pemuda itu. 

Melihat bagaimana mereka bermain, bagaimana mereka mencoba beradu sprint dengan lawan yang berpostur lebih tinggi, bagaimana mereka memperjuangkan garuda yang ada di dada kiri mereka, bagaimana mereka menjaga harga diri dan kehormatan bangsa. Semua adalah seni yang tersaji di lapangan hijau. 

Karena, semua tidak melulu soal hasil.

sekian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali ke Swansea City, Melihat Peluang Nathan Tjoe-A-On Merumput di Inggris

  Nathan Tjoe-A-On Saat Direkrut Swansea City AFC ( www.instagram.com/swansofficial) Nathan Tjoe-A-On dipastikan akan kembali ke klub asalnya, Swansea City, setelah menuntaskan masa peminjaman di SC Heerenveen, klub kasta tertinggi liga Belanda, Eredivisie. Kepastian ini didapatkan setelah Nathan melakukan perpisahan di hadapan pendukungnya sendiri usai laga kontra Vitesse (12/5) lalu. Nathan sejatinya masih memiliki waktu sampai 30 Juni 2024 bersama klub yang berkandang di stadion Abe Lenstra tersebut. Namun, Eredivisie memang tinggal menyisakan satu pekan terakhir di musim ini. SC Heerenveen sendiri akan bertamu ke kandang Sparta Rotterdam (19/5) untuk melakoni laga pamungkas. Pemain kelahiran 22 Desember 2001 ini memang sudah tidak asing dengan atmosfer liga Belanda. Selain karena dirinya lahir dan besar di Belanda, Nathan juga sudah sempat mencicipi Eredivisie bersama Excelsior Rotterdam pada musim 2022/2023. Pemain berpostur 182 cm ini pun merupakan hasil didikan SSB Excels

Beda Huruf, Beda Makna, tapi Sama Pengucapan, Apa Itu?

Hai! Maaf ya, Cerita Ifah telat nge-post nih, jadi minggu ini Cerita Ifah akan nge-post dua kali. Semoga kalian gak bosen deh.    Sebelumnya, bahasa adalah salah satu hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita. Mulai dari berbicara, menulis, bahka mendengar pun kita menggunakan bahasa. Namun, apa kita benar-benar paham dengan bahasa kita sendiri, bahasa Indonesia?  

Asal Usul 'Macan Kemayoran', julukan Persija Jakarta

Jika mau dihitung, saya kenal dan suka Persija kurang lebih delapan tahun. Meski terhitung baru, saya kira saya sudah cukup banyak pengetahuan tentang klub sepak bola representasi ibu kota ini. Dari mulai berapa kali Persija menjuarai kasta tertinggi liga Indonesia, berapa kali Persija berpindah kandang sejak pergi dari lapangan VIJ, atau siapa saja pemain yang keluar masuk di skuad Persija selama delapan tahun ini. Pun dengan julukan yang melekat di tubuh Persija, ‘Macan Kemayoran’, julukan yang rasanya kurang lengkap jika tidak diucapkan sehabis mengatakan ‘Persija Jakarta’. ‘Macan Kemayoran’ sudah tersemat lama di belakang nama Persija, puluhan atau bahkan ratusan kali saya melafalkannya. Dan entah berapa kali semua orang mengucapkannya. Suatu sore saya berpikir, apa arti di balik julukan ini. Karena jujur saja, jika ‘Macan Kemayoran’ tersebut yang ada dalam pikiran saya adalah seekor macan yang garang, bersiap mengamuk, dan yang pasti siap membantai lawannya. Lalu terpiki