Kadang, suatu permulaan itu rumit. Seperti sedang menulis, saya kerap bingung untuk memulai awalnya. Sama seperti pertemuan kita waktu itu. Saya tidak berekspektasi tinggi tentang ini, saya terlalu takut untuk menyadari bahwa kadang realita tidak sebanding dengan ekspektasi.
Di pagi yang cerah itu, saat manik-manik mata anak-anak itu mengikuti langkah kaki kami, saat itulah saya mendadak kaku, apa yang hendak saya katakan nanti. Hingga akhirnya saya memutuskan kata 'Hai' keluar dari mulut saya untuk menyapa mereka. Seulum senyum terlontar dari wajah manis mereka.
Anak-anak itu, mereka tidak pernah bosan untuk tersenyum. Keadaan hidupnya mengajari mereka untuk selalu tersenyum dalam situasi apapun. Sebuah pengalaman berharga dapat bertemu dengan mereka. entah bagaimana, sempat terpikir oleh saya, sebenarnya siapa yang bertugas sebagai pengajar di sini, saya atau mereka? saat kami tertatih-tatih menuruni lahan yang curam, dengan riangnya mereka berlari-lari, berkali-kali kami ingatkan untuk hati-hati, berkali itu pula mereka berkata, 'Wis enggal dina'. menyadarkan kami bahwa bisa itu karena terbiasa.
Saat mereka begitu gembira menerima hadiah yang kami berikan, secara tidak sadar mereka mengajari kami bahwa kebahagiaan itu murah, hanya dengan bersyukur apapun yang kita dapatkan itu akan membahagiakan.
Hingga saat akhirnya kami harus pamit, anak-anak itu dengan polos memberikan kami sebuah surat, isinya sepele, ucapan terimakasih dan ungkapan sayang. sepele memang, tapi sangat bermakna. di situ kami sadar akan sebuah beban rindu yang harus kami topang.
Ribuan pelajaran bisa kita ambil dari kehidupan sederhana anak SD, yang membuat saya kagum sampai sekarang adalah mereka sangat mudah untuk tersenyum, tertawa. mereka sangat mudah untuk bahagia meski karena hal kecil.
Mungkin mereka belum tahu bagaimana kerasnya dunia di luar sana. Tapi, dunia harus tahu bahwa mereka akan tumbuh menjadi penantang dunia. Saat salah seorang teman saya bertanya pada salah satu anak, 'Saat sudah besar mau jadi apa?', anak itu dengan penuh keyakinan mengatakan, 'Ingin menjadi "orang"'. Saya tahu maksud menjadi orang di sini bukan sekedar menjadi manusia pada umumnya, mereka kelak akan menjadi penerus negeri ini. Mereka lahir untuk menjadi pemenang.
Mungkin saya tahu caranya untuk lari, tapi saya sadar betapa sulit untuk pergi. Tidak ada pertemuan tanpa perpisahan, tragisnya perpisahan ini sangat cepat terjadi. Apapun itu, kami selalu menunggu kabar-kabar keberhasilan kalian, dik. Semangat.
Komentar
Posting Komentar