Beberapa waktu yang
lalu, saya habis menyaksikan sebuah video di situs berbagi YouTube. Videonya
berisi tentang seorang cewe yang ditembak oleh seorang cowo di tengah lapangan.
Kok jadi serem ya, emm maksudnya ditembak di sini bukan ditembak dengan peluru atau
sejenisnya, ditembak yang ini lebih seram dibandingkan ditembak yang itu. Err,
you know what i mean lha ya.
Oke dilanjut, diiringi tepuk tangan sang cewe
kemudian menggangguk, menandakan ia menerima… apaya? Tembakan sang cowo, gitu?
Ya gitu lha ya. Romantis? Mungkin bagi sebagian orang iya. Namun, menurut ulama
besar seperti Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah seperti apa? Beliau berkata bahwa,
pacaran lebih besar madhorotnya daripada manfaatnya. Mari kita ulik ulasannya.
Begini, secara harfiah
ditembak berarti kena tembak, dan itu sakit kan, bahkan bisa saja mati. Sama juga
dengan ditembak dalam konteks ini. Si penembak maupun yang ditembak sama-sama
sakit, atau bahkan mati. Apanya? Mati pikirannya, dan mati hatinya.
Mati pikirannya yang
seperti apa? Berarti si empunya pikiran itu ga bisa mikir kalau pacaran itu
haram. Gini deh, sekarang kita ambil Al Quran dan coba cari dalil tentang
hubungan lawan jenis. Di sana tertulis dengan jelas bahwa “…dan janganlah kalian
mendekati zina karena sesungguhnya zina itu perbuatan nista dan
sejelek-jeleknya jalan.”. Memang ga semua zina berawal dari pacaran, tapi semua
pacaran adalah awal dari zina.
Dan tidak cuma Al Quran
yang melarang, Hadits pun melarang, suri tauladan kita, Nabi Muhammad saw
melarang. Contohnya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka
janganlah dia berkhalwat dengan seorang wanita tanpa mahramnya karena setan
akan menyertainya.” Sangat sangat jelas dan keras bagaimana kita dilarang untuk
berpacaran. Dan dalam hal ini saya yakin tidak ada perdebatan antara ulama.
Mati hatinya. Kalau kata
jomblo sekarang, pacaran itu cuma jagain jodoh orang lain. Saya sangat sepakat
dengan hal ini, karena pacar kita saat ini belum tentu jodoh kita di masa
depan.
Hati mencintai, itu hal
yang wajar, memang fitrah manusia adalah merasakan yang namanya cinta. Lalu bagaimana
kita harus menyikapinya, di sinilah kebanyakan orang salah jalan. Mereka mengekspresikan
cinta mereka di jalan yang bernama pacaran. Mereka mencurahkan seluruh
perhatian dan cinta mereka untuk orang yang ‘katanya’ disayang. Sekarang saya
mengajak kalian berpikir, orang yang disebut pacar itu, sudah memberikan apa
untuk kehidupan kalian? Lalu bagaimana dengan Allah yang setiap hari memberikan
cintanya untuk kita. Apa yang telah kita lakukan untuk setidaknya sedikit
berterimakasih kepada Allah? Dengan pacaran? Big No yeah.
Ngomong
apaan si daritadi. Pake bawa-bawa dalil lagi. Jangan sok suci deh.
Okelah, mungkin kalian
sudah mulai bosen dengan tulisan saya yang mungkin bisa dibilang naskah kultum.
Whatever you say. Dalam lubuk hati
saya yang paling dalam saya miris dengan keadaan remaja sepantaran saya yang
sibuk menghabiskan waktu dengan aktivitas yang boleh dibilang gak guna banget. Saya
ngomong begini bukan berarti saya gak suka sama lawan jenis. Tidak, bahkan saya
sempat berasa ingin memiliki pacar, tapi saya sadar, buat apalah pacaran, hanya
untuk mengisi hati dengan kebahagiaan, yang saya tahu itu hanyalah kebahagiaan
semu.
Dan, seringnya pacaran
itu hanyalah hawa nafsu, yang menunjukan tidak adanya keseriusan dalam hubungan
ini. Pernah terpikirkan tidak oleh kalian bahwa, mengapa orang putus tinggal putus,
tidak seperti nikah yang kalau cerai harus ke pengadilan lah, harus bikin akta
cerai lah. Disini sangat terlihat bagaimana hubungan pacaran itu bukanlah
hubungan yang serius. Beda dengan nikah yang tercatat, sah dalam agama dan sah
dalam hukum Indonesia.
Lalu pacaran seperti
apakah yang dibolehkan dalam islam? Pacaran yang islami gitu. Satu-satunya
pacaran yang diperbolehkan dalam agama kita hanyalah pacaran yang dijalani selepas
menikah.
Disini saya minta untuk
kita saling mendoakan, semoga omongan diatas bukan sekedar omong kosong saya. Semoga
kita selalu dalam lindungan Allah. Semoga yang sedang memperjuangkan status
jomblonya menjadi jomblo fii sabilillah. Dan, semoga kita dipertemukan dengan
sebaik-baiknya jodoh untuk kita. Aamiin.
AYO
#INDONESIATANPAPACARAN.
Komentar
Posting Komentar