Langsung ke konten utama

TIPS: Merawat Buku



Kemarin saya berbicara tentang membaca dan buku. Kali ini saya akan memeberitahu sedikit tips untuk merawat buku.

Pernah bingung gak ‘sih kalo beli buku selesai dibaca diapain lagi? Diakui saya pribadipun bingung. Yang ada setelah selesai saya baca buku itu saya tata di rak buku. Akan tetapi, karena terlalu lama manggrok di rak buku, buku itu menjadi kusam, lecek, dan berbau. Terus kalau lecek dan kusam kita malas kan membacanya?

Nah, gimana tuh mengatasi masalah yang seperti itu? mari kita lihat.

1.      Disampul


  Sudah tidak menjadi rahasia lagi jika buku disampul maka cover-nya akan tahan lama. Dengan disampul, buku tidak cepat lecek, tahan air, dan akan stay young. Saya sendiri merasa lebih aman jika buku-buku saya terlapisi sampul, lebih comfortable.

  Jika kalian mau menyampul buku, diusahakan menyampulnya dengan sampul bening atau mika. Dengan begitu judul buku tidak tertutup.


   2. Diberi Pembatas 


  Lagi enak-enak baca tiba-tiba dipanggil ibu suruh nyapu dapur, nganggu gak tuh? Tapi mau gimanapun harus tetap dikerjakan kan ya. Akhirnya kamu beranjak dan meninggalkan bukumu begitu saja. Waktu balik lagi lupa deh tadi sampai mana.

  Nah, oleh karena itu saya menyarankan agar setiap buku diberi pembatas. Apa gunanya? selain kita tidak lupa sampai halaman berapa kit abaca, buku juga tidak renggang. Contohnya, buku yang dibatasi oleh pensil, lama kelamaan buku itu akan mengikuti posisi terakhir ketika pensil terselip kedalamnya.

  Saat ini sudah banyak buku yang disertai pembatas yang datar, Sehingga kita tidak susah untuk mencarinya.

3.      Jangan Dilipat


  Agar buku tetap dalam posisi awal, selain tidak membatasi buku dengan pensil bisa juga dengan tidak melipat salah satu lembar buku. Lembar yang terlipat akan menyisakan bekas lipatan. Ini tentu akan merusak lembar.

4.      Ditata Dengan Berdiri

  Jangan tata buku dengan posisi tidur, selain tidak enak dipandang tentu akan merusak lembar demi lebar buku. Posisikan buku dengan keadaan berdiri, dengan begitu buku akan terus dalam keadaan baik.

  Nah, sekian yang dapat Cerita Ifah sampaikan. Cukup mudah bukan? Ayo jangan malas untuk merawat buku. Dengan keadaan buku yang sehat kitapun senang bila membacanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali ke Swansea City, Melihat Peluang Nathan Tjoe-A-On Merumput di Inggris

  Nathan Tjoe-A-On Saat Direkrut Swansea City AFC ( www.instagram.com/swansofficial) Nathan Tjoe-A-On dipastikan akan kembali ke klub asalnya, Swansea City, setelah menuntaskan masa peminjaman di SC Heerenveen, klub kasta tertinggi liga Belanda, Eredivisie. Kepastian ini didapatkan setelah Nathan melakukan perpisahan di hadapan pendukungnya sendiri usai laga kontra Vitesse (12/5) lalu. Nathan sejatinya masih memiliki waktu sampai 30 Juni 2024 bersama klub yang berkandang di stadion Abe Lenstra tersebut. Namun, Eredivisie memang tinggal menyisakan satu pekan terakhir di musim ini. SC Heerenveen sendiri akan bertamu ke kandang Sparta Rotterdam (19/5) untuk melakoni laga pamungkas. Pemain kelahiran 22 Desember 2001 ini memang sudah tidak asing dengan atmosfer liga Belanda. Selain karena dirinya lahir dan besar di Belanda, Nathan juga sudah sempat mencicipi Eredivisie bersama Excelsior Rotterdam pada musim 2022/2023. Pemain berpostur 182 cm ini pun merupakan hasil didikan SSB Excels

Beda Huruf, Beda Makna, tapi Sama Pengucapan, Apa Itu?

Hai! Maaf ya, Cerita Ifah telat nge-post nih, jadi minggu ini Cerita Ifah akan nge-post dua kali. Semoga kalian gak bosen deh.    Sebelumnya, bahasa adalah salah satu hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita. Mulai dari berbicara, menulis, bahka mendengar pun kita menggunakan bahasa. Namun, apa kita benar-benar paham dengan bahasa kita sendiri, bahasa Indonesia?  

Asal Usul 'Macan Kemayoran', julukan Persija Jakarta

Jika mau dihitung, saya kenal dan suka Persija kurang lebih delapan tahun. Meski terhitung baru, saya kira saya sudah cukup banyak pengetahuan tentang klub sepak bola representasi ibu kota ini. Dari mulai berapa kali Persija menjuarai kasta tertinggi liga Indonesia, berapa kali Persija berpindah kandang sejak pergi dari lapangan VIJ, atau siapa saja pemain yang keluar masuk di skuad Persija selama delapan tahun ini. Pun dengan julukan yang melekat di tubuh Persija, ‘Macan Kemayoran’, julukan yang rasanya kurang lengkap jika tidak diucapkan sehabis mengatakan ‘Persija Jakarta’. ‘Macan Kemayoran’ sudah tersemat lama di belakang nama Persija, puluhan atau bahkan ratusan kali saya melafalkannya. Dan entah berapa kali semua orang mengucapkannya. Suatu sore saya berpikir, apa arti di balik julukan ini. Karena jujur saja, jika ‘Macan Kemayoran’ tersebut yang ada dalam pikiran saya adalah seekor macan yang garang, bersiap mengamuk, dan yang pasti siap membantai lawannya. Lalu terpiki