Langsung ke konten utama

Hari Buku Nasional






17 Mei. Apa yang istimewa ditanggal itu? Nah, bagi yang belum tahu nih, tangga 17 Mei adalah Hari Buku Nasional. Di tahun 2016 ini para penikmat buku gencar membuat slogan #bacabuku15menit. Diharapkan dari slogan ini, rakyat Indonesia mau dan senang membaca buku walau hanya 15 menit sehari.


Seperti yang sudah-sudah, saya tidak bosan untuk mengajak teman-teman membaca buku. Karena menurut survey UNESCO di tahun 2015 tingkat minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, yaitu hanya sekitar 0,01% dan paling tinggi 0,49%. Itu artinya dari 1.000 rakyat Indonesia hanya satu yang membaca tuntas satu judul buku. Sungguh memprihatinkan. Sangat berbeda dengan negara Asia lainnya, minimal di sana membaca 3 judul buku per tahun. Berbeda lagi dengan negara maju seperti Jepang, rata-rata rakyat Jepang membaca 5-10 judul buku per tahun.

Ah sudahlah kita tidak usah berbicara persentase. Lihat saja faktanya, masyarakat Indonesia khususnya anak-anak diakui lebih suka menonton TV dibanding membaca buku. Mengapa? Karena teknologi lebih cepat bersaing dibanding buku cetak. 

Bicara tentang teknologi yang mulai membayangi setiap insan di Indonesia ini. Para penggiat dan pemerhati buku mulai memutar otak untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Saat ini munculah e-book, buku dalam bentuk elektronik. Ini juga menjadi salah satu jalan tengah untuk meningkatkan minat baca. Sebut saja wattpad, blogger, dll yang jarang sepi pengunjung. Tak jarang penulis-penulis muda pun bermunculan.

Namun, selain masalah teknologi, masalah klasikpun terjadi yaitu distribusi dan minat baca. Pernah suatu ketika seorang pustakawan bercerita pada saya, ‘Sebenarnya minat baca siswa bisa ditingkatkan jika ada buku yang sesuai genre mereka. Mereka ABG, ya mereka sukanya novel-novel fiksi gitu. Sayangnya distribusi ke konsumen kurang,’ katanya. 

Diakui rata-rata penulis dan penerbit buku hanya terpusat di Jawa. Sehingga daerah-daerah Indonesia lainnya kurang mengenal buku. Bisa dikatakan setiap tahun buku yang terbit ada 30.000 sedangkan rakyat Indonesia ada 2.500.000. perbandingan yang sangat jauh. 

Membaca buku adalah salah satu dari sekian cara yang mudah dilakukan untuk ikut menjamin kualitas negeri ini. Seperti slogan yang sering kita dengar ‘Buku adalah jendela dunia’. Apa artinya? Hanya dengan membaca kita bisa mengetahui apa-apa yang sedang terjadi di dunia ini. 

Banyak tokoh dunia yang gemar  membaca, sebut saja Hitler, John F. Kennedy, Soekarno, mereka besar karena membaca. Bahkan mukjizat terbesar bagi Rasulullah Saw adalah buku. 

Seperti yang pernah dikatakan Imam Syafi’i: Ilmu laksana hewan buruan, suatu bentuk kebodohan jika engkau meninggalkan hewan buruanmu begitu saja (tanpa diikat). Maka ikatlah ilmu dengan tulisan. Ini artinya beliau menganjurkan untuk menulis ilmu kemudian dibaca ulang, maka ilmu itu akan tertanam dalam diri.

Pada zaman daulah Abbasiyah d Baghdad, berdirilah perpustakaan terbesar di dunia kala itu, Baitul Hikmah. Menyimpan berjuta buku di dalamnya. Terbukti, zaman itu dinasti Abbasiyah mencapai puncak kejayaannya. 

Tidak ada ruginya membaca, asalkan membaca bacaan yang baik. Segudang manfaat bisa kita raih dengan membaca. Masih ada alasan untuk tidak membaca?

#bacabuku15menit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali ke Swansea City, Melihat Peluang Nathan Tjoe-A-On Merumput di Inggris

  Nathan Tjoe-A-On Saat Direkrut Swansea City AFC ( www.instagram.com/swansofficial) Nathan Tjoe-A-On dipastikan akan kembali ke klub asalnya, Swansea City, setelah menuntaskan masa peminjaman di SC Heerenveen, klub kasta tertinggi liga Belanda, Eredivisie. Kepastian ini didapatkan setelah Nathan melakukan perpisahan di hadapan pendukungnya sendiri usai laga kontra Vitesse (12/5) lalu. Nathan sejatinya masih memiliki waktu sampai 30 Juni 2024 bersama klub yang berkandang di stadion Abe Lenstra tersebut. Namun, Eredivisie memang tinggal menyisakan satu pekan terakhir di musim ini. SC Heerenveen sendiri akan bertamu ke kandang Sparta Rotterdam (19/5) untuk melakoni laga pamungkas. Pemain kelahiran 22 Desember 2001 ini memang sudah tidak asing dengan atmosfer liga Belanda. Selain karena dirinya lahir dan besar di Belanda, Nathan juga sudah sempat mencicipi Eredivisie bersama Excelsior Rotterdam pada musim 2022/2023. Pemain berpostur 182 cm ini pun merupakan hasil didikan SSB Excels

Beda Huruf, Beda Makna, tapi Sama Pengucapan, Apa Itu?

Hai! Maaf ya, Cerita Ifah telat nge-post nih, jadi minggu ini Cerita Ifah akan nge-post dua kali. Semoga kalian gak bosen deh.    Sebelumnya, bahasa adalah salah satu hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita. Mulai dari berbicara, menulis, bahka mendengar pun kita menggunakan bahasa. Namun, apa kita benar-benar paham dengan bahasa kita sendiri, bahasa Indonesia?  

Asal Usul 'Macan Kemayoran', julukan Persija Jakarta

Jika mau dihitung, saya kenal dan suka Persija kurang lebih delapan tahun. Meski terhitung baru, saya kira saya sudah cukup banyak pengetahuan tentang klub sepak bola representasi ibu kota ini. Dari mulai berapa kali Persija menjuarai kasta tertinggi liga Indonesia, berapa kali Persija berpindah kandang sejak pergi dari lapangan VIJ, atau siapa saja pemain yang keluar masuk di skuad Persija selama delapan tahun ini. Pun dengan julukan yang melekat di tubuh Persija, ‘Macan Kemayoran’, julukan yang rasanya kurang lengkap jika tidak diucapkan sehabis mengatakan ‘Persija Jakarta’. ‘Macan Kemayoran’ sudah tersemat lama di belakang nama Persija, puluhan atau bahkan ratusan kali saya melafalkannya. Dan entah berapa kali semua orang mengucapkannya. Suatu sore saya berpikir, apa arti di balik julukan ini. Karena jujur saja, jika ‘Macan Kemayoran’ tersebut yang ada dalam pikiran saya adalah seekor macan yang garang, bersiap mengamuk, dan yang pasti siap membantai lawannya. Lalu terpiki