Langsung ke konten utama

Kenapa Nge-Blog?


 Hi.


Lama ngga' post akhirnya post juga. postingan ini cuma intermezo aja. Jadi niatnya, setiap bulan ada selingannya gitu, biar ngga selalu bahas yang terlalu berat.
 Dan, kali ini Cerita Ifah mau cerita sedikit pengalaman nge-blog. Lets Chechk this out!

Jadi, akhir-akhir ini banyak yang nanya begini nih:

'Fah, kenapa nge-blog?'
'Fah, apa enaknya nge-blog?'
'Untungnya nge-blog apa Fah?

Nah, dari pertanyaan semacam inilah akhirnya saya memutuskan untuk membuat tulisan ini. oke, jadi awalnya saya nge-blog itu dimulai dari hobi saya. hobi saya itu menulis, menulis apapun, entah cerita, artikel atau semacamnya. awalnya saya juga numpang di blog teman saya.  saya di sana baru menulis satu biji artikel hingga akhirnya saya memutuskan untuk membuat blog sendiri. 

sebelumnya saya pengen cerita nih. hmmm, kalian inget ngga, dulu SD pasti pernah ditanya hobinya apa kan? pernahlah pasti, dan saya pun pernah. dan setiap guru saya bertanya, 'hobi kamu apa?' saya selalu menjawab hobi saya: menggambar. ya menggambar, padahal andalan gambar saya hanyalah dua gunung dengan matahari nongol ditengah, ada jalan dan ada sawah, itu biasa banget. dan akhirnya saya menyadari bahwa gambar saya ancur, jadi saya coba menuangkannya dalam tulisan dan menurut saya, disinilah passion saya. 

awal saya suka menulis itu waktu SD, jadi dulu SD pernah disuruh bawa buku diary dan setiap pagi harus diisi, dan saya paling semangat menceritakan apa saja dalam buku diary itu. semangat menulis saya mulai tercium oleh orang tua saya, dan akhirnya saya dibelikan buku diary banyak banget. disitulah kemudian saya senang menulis. pada dasarnya menulis bukanlah bakat, tapi kemauan. jika kalian mau, pasti bisa, karena bisa menulis dengan baik itu adalah proses, dan sampai sekarang pun saya masih belajar dan akan terus belajar.  

oke, balik lagi ke blog. saya mulai nge-blog itu bulan Juli 2015, sudah sekitar 7 bulan ya. postingan pertama saya judulnya : Menulis Cerpen


 postingan pertama saya ini cukup mendapat respon positif dari para netizen, membuat saya cukup semangat untuk menulis lagi, alhasil di bulan pertama, saya melahirkan 4 butir tulisan, dengan rincian; 3 artikel 1 cerpen.

saat ini saya sudah menciptakan 22 postingan yang beragam isinya. walaupun belum banyak saya cukup bersyukur karena ditengah kesibukan, saya masih menyempatkan update. just for you all :). sampai saat ini saya masih menetapkan sistem, seminggu satu kali post, tapi sepertinya sistem itu agak melenceng sekarang. kesibukan sekolah menjadi prioritas utama saya sekarang, tapi itu menjadi tantangan tersendiri bagi saya. jadi saya itu pelajar yang nyambi nge-blog, bukan blogger yang nyambi sekolah, jadi maafkan kalau saya jarang update akhir-akhir ini. :)

kembali lagi ke permasalahan blog. seperti yang saya ungkapkan di atas, banyak teman-teman saya yang bertanya mengapa saya nge-blog, setiap pertanyaan itu terlontar dari mulut mereka pasti selalu saya jawab: nge-blog itu asik.

ya nge-blog itu memang asik, kalian bebas memposting apapun yang kalian inginkan. motivasi saya sebenarnya adalah, saya terlalu malu untuk mengirimkan tulisan saya ke majalah atau koran, sehingga saya memutuskan untuk membuat blog sendiri.  

lalu, untungnya nge-blog.

untungnya nge-blog itu, saya pribadi merasakan saya menjadi lebih kreatif, karena setiap minggunya saya harus memutar otak untuk mengisi blog saya. hingga suatu saat, bisa jadi saya memperbaharui sistem saya, mungkin satu bulan 30 kali posting, hehe, not impossible. 

dan kalian harus tahu, nge-blog itu bisa bikin dompet penuh. ini sudah bukan rahasia lagi, suatu blog yang ramai, bisa menghasilkan berdolar-dolar uang. ini adalah salah satu motivasi saya juga untuk nge-blog. 

ya, pada akhirnya semua keputusan ada di tangan kita masing-masing. ini adalah sedikit cerita dibalik nge-blog nya saya, semoga bisa menjadi motivasi bagi yang lain juga.

see you soon. doakan saya agar otak saya tidak mampat yaa.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali ke Swansea City, Melihat Peluang Nathan Tjoe-A-On Merumput di Inggris

  Nathan Tjoe-A-On Saat Direkrut Swansea City AFC ( www.instagram.com/swansofficial) Nathan Tjoe-A-On dipastikan akan kembali ke klub asalnya, Swansea City, setelah menuntaskan masa peminjaman di SC Heerenveen, klub kasta tertinggi liga Belanda, Eredivisie. Kepastian ini didapatkan setelah Nathan melakukan perpisahan di hadapan pendukungnya sendiri usai laga kontra Vitesse (12/5) lalu. Nathan sejatinya masih memiliki waktu sampai 30 Juni 2024 bersama klub yang berkandang di stadion Abe Lenstra tersebut. Namun, Eredivisie memang tinggal menyisakan satu pekan terakhir di musim ini. SC Heerenveen sendiri akan bertamu ke kandang Sparta Rotterdam (19/5) untuk melakoni laga pamungkas. Pemain kelahiran 22 Desember 2001 ini memang sudah tidak asing dengan atmosfer liga Belanda. Selain karena dirinya lahir dan besar di Belanda, Nathan juga sudah sempat mencicipi Eredivisie bersama Excelsior Rotterdam pada musim 2022/2023. Pemain berpostur 182 cm ini pun merupakan hasil didikan SSB Excels

Beda Huruf, Beda Makna, tapi Sama Pengucapan, Apa Itu?

Hai! Maaf ya, Cerita Ifah telat nge-post nih, jadi minggu ini Cerita Ifah akan nge-post dua kali. Semoga kalian gak bosen deh.    Sebelumnya, bahasa adalah salah satu hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita. Mulai dari berbicara, menulis, bahka mendengar pun kita menggunakan bahasa. Namun, apa kita benar-benar paham dengan bahasa kita sendiri, bahasa Indonesia?  

Asal Usul 'Macan Kemayoran', julukan Persija Jakarta

Jika mau dihitung, saya kenal dan suka Persija kurang lebih delapan tahun. Meski terhitung baru, saya kira saya sudah cukup banyak pengetahuan tentang klub sepak bola representasi ibu kota ini. Dari mulai berapa kali Persija menjuarai kasta tertinggi liga Indonesia, berapa kali Persija berpindah kandang sejak pergi dari lapangan VIJ, atau siapa saja pemain yang keluar masuk di skuad Persija selama delapan tahun ini. Pun dengan julukan yang melekat di tubuh Persija, ‘Macan Kemayoran’, julukan yang rasanya kurang lengkap jika tidak diucapkan sehabis mengatakan ‘Persija Jakarta’. ‘Macan Kemayoran’ sudah tersemat lama di belakang nama Persija, puluhan atau bahkan ratusan kali saya melafalkannya. Dan entah berapa kali semua orang mengucapkannya. Suatu sore saya berpikir, apa arti di balik julukan ini. Karena jujur saja, jika ‘Macan Kemayoran’ tersebut yang ada dalam pikiran saya adalah seekor macan yang garang, bersiap mengamuk, dan yang pasti siap membantai lawannya. Lalu terpiki