Langsung ke konten utama

Stop Ucapkan 'Selamat natal'





Mungkin masalah ini sudah sering kita dengar. Akan tetapi teman, belum semuanya faham dengan masalah ini, lho. Mungkin sebagian besar sudah tahu, bahwa mengucapkan natal bagi seorang muslim adalah haram, tapi mengapa? Yuk mari kita bahas.



Sebelumnya, apakah teman-teman tahu arti natal itu sendiri? Natal adalah Bahasa lain dari kelahiran. Yang dimaksud natal oleh umat kristiani adalah kelahiran nabi Isa as (bagi muslim) atau yesus (bagi kristaini).


Lalu, apa masalahnya? Kalimat ‘selamat natal’ bukan hanya sekedar kata-kata selamat ulang tahun lho, teman. Dengan mengucapkan ‘selamat natal’ berarti kita mempercayai bahwa Tuhan beranak, padahal Tuhan kita (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan (cek surat Al Ikhlas : 3). Sungguh dahsyatnya ucapan ini, padahal cuma dua kata ya, tapi sudah bisa merontokkan aqidah kita di mata Allah. Astaghfirullah.


Kemudian, ‘selamat natal’ juga bisa berarti selamat beribadah kepada salib. Apakah pantas seorang muslim mengucapkan hal seperti itu. Dosa ini bahkan lebih besar dari dosa pembunuhan, meminum khamr dan dosa-dosa besar lainnya, kenapa? Karena dosa ini adalah dosa syirik, dosa terbesar yang tidak akan diampuni oleh Allah kecuali pelakunya bertaubat. Bagaimana teman, walau hanya berisi dua kata yang kita pikir sepele ternyata dosanya besar ya.


Namun, bagaimana jika ada yang mengucapkan ‘selamat natal’ dengan alasan menjaga toleransi? Toleransi memang perlu dijaga teman, tapi tidak begini caranya. Contoh toleransi yang bisa kita perbuat adalah, tidak membuat kegaduhan saat umat kristiani sedang beribadah di gereja, dan sebagainya. Dengan hal ini, kita juga bisa mengamalkan firman Allah di surat Al Kafirun : 6, yang berarti:

“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Toleransi bentuk ini sudah lebih dari cukup teman. Dengan begitu kita bisa ikut menjaga perdamaian umat beragama di Indonesia ini. 


Nah, bagaimana teman, sudah tahu alasan untuk tidak mengucapkan ‘selamat natal’ bagi seorang muslim? Ternyata mengerikan ya balasannya, semoga kita terjaga dari hal-hal yang mendekatakn kita pada neraka ya teman. Aamiin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kembali ke Swansea City, Melihat Peluang Nathan Tjoe-A-On Merumput di Inggris

  Nathan Tjoe-A-On Saat Direkrut Swansea City AFC ( www.instagram.com/swansofficial) Nathan Tjoe-A-On dipastikan akan kembali ke klub asalnya, Swansea City, setelah menuntaskan masa peminjaman di SC Heerenveen, klub kasta tertinggi liga Belanda, Eredivisie. Kepastian ini didapatkan setelah Nathan melakukan perpisahan di hadapan pendukungnya sendiri usai laga kontra Vitesse (12/5) lalu. Nathan sejatinya masih memiliki waktu sampai 30 Juni 2024 bersama klub yang berkandang di stadion Abe Lenstra tersebut. Namun, Eredivisie memang tinggal menyisakan satu pekan terakhir di musim ini. SC Heerenveen sendiri akan bertamu ke kandang Sparta Rotterdam (19/5) untuk melakoni laga pamungkas. Pemain kelahiran 22 Desember 2001 ini memang sudah tidak asing dengan atmosfer liga Belanda. Selain karena dirinya lahir dan besar di Belanda, Nathan juga sudah sempat mencicipi Eredivisie bersama Excelsior Rotterdam pada musim 2022/2023. Pemain berpostur 182 cm ini pun merupakan hasil didikan SSB Excels

Beda Huruf, Beda Makna, tapi Sama Pengucapan, Apa Itu?

Hai! Maaf ya, Cerita Ifah telat nge-post nih, jadi minggu ini Cerita Ifah akan nge-post dua kali. Semoga kalian gak bosen deh.    Sebelumnya, bahasa adalah salah satu hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita. Mulai dari berbicara, menulis, bahka mendengar pun kita menggunakan bahasa. Namun, apa kita benar-benar paham dengan bahasa kita sendiri, bahasa Indonesia?  

Asal Usul 'Macan Kemayoran', julukan Persija Jakarta

Jika mau dihitung, saya kenal dan suka Persija kurang lebih delapan tahun. Meski terhitung baru, saya kira saya sudah cukup banyak pengetahuan tentang klub sepak bola representasi ibu kota ini. Dari mulai berapa kali Persija menjuarai kasta tertinggi liga Indonesia, berapa kali Persija berpindah kandang sejak pergi dari lapangan VIJ, atau siapa saja pemain yang keluar masuk di skuad Persija selama delapan tahun ini. Pun dengan julukan yang melekat di tubuh Persija, ‘Macan Kemayoran’, julukan yang rasanya kurang lengkap jika tidak diucapkan sehabis mengatakan ‘Persija Jakarta’. ‘Macan Kemayoran’ sudah tersemat lama di belakang nama Persija, puluhan atau bahkan ratusan kali saya melafalkannya. Dan entah berapa kali semua orang mengucapkannya. Suatu sore saya berpikir, apa arti di balik julukan ini. Karena jujur saja, jika ‘Macan Kemayoran’ tersebut yang ada dalam pikiran saya adalah seekor macan yang garang, bersiap mengamuk, dan yang pasti siap membantai lawannya. Lalu terpiki