Langsung ke konten utama

Majas Perbandingan


Haloha!

Ketemu lagi nih sama Cerita Ifah! Kali ini, Cerita Ifah mau berbagi sedikit nih, tentang gaya bahasa atau yang lebih dikenal majas. Lalu, apa itu majas? Dan bagaimana pemanfaatannya? Mari kita simak di bawah ini!



v  Apa itu Majas?


Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan ragam bahasa tertentu untuk mendapatkan efek-efek yang dapat menghidupkan cerita. Majas juga digunakan untuk memperoleh kesan imajinatif bagi pembaca.

v  Macam-Macam Majas


Majas ada 4 macam, ada majas perbandingan, pertentangan, sindiran, tegasan. Namun kali ini Cerita Ifah hanya akan membahas majas perbandingan. Untuk majas-majas lainnya akan segera di update.

1.      Majas Perbandingan

Adalah majas yang menyatakan perbandingan dalam menciptakan kesan yang berpengaruh bagi pembaca. Contoh:

ü  Perumpamaan.  Mengumpamakan dua benda yang berbeda, namun dianggap sama dengan menggunakan kata ‘ibarat’, ‘seperti’. Contoh: sifatnya keras ­bagaikan batu, otaknya encer seperti air, dll.

ü  Metafora. Majas jenis ini adalah ungkapkan secara langsung berupa perbandingan analogis. Contoh: dialah tangan kanan ku, perpustakaan adalah gudang ilmu. Dll.

ü  Personifikasi. Majas ini adalah majas yang membandingkan hal-hal yang tidak bernyawa menjadi seakan-akan bernyawa dan memiliki sifat selayaknya manusia. Contoh: matahari mengintip dari balik gunung itu, angin meniup rambutku, dll.

ü  Alegori adalah Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Biasanya majas bentuk ini digunakan untuk sesuatu yang bermuatan moral dan dipakai untuk kalimat yang panjang. Contoh: Suami sebagai nahkoda, Istri sebagai juru mudi, dll.

ü  Simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan
mempergunakan benda, binatang, atau tumbuhan sebagai simbol atau lambang. Contoh: Ia terkenal sebagai buaya darat, rumah itu hangus dilalap si jago merah, dll.

ü  Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan ini berupa merk, atau atribut yang biasanya terdapat dalam benda tersebut. Contoh: Di kantongnya selalu terselib gudang garam. (maksudnya rokok gudang garam), setiap pagi Ayah selalu menghirup kapal api. (maksudnya kopi kapal api), dll.

ü  Sinekdok adalah majas ini digunakan untuk menyebutkan bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua bentuk berikut, yaitu yang menyebutkan sebagian untuk keseluruhan, dan keseluruhan untuk sebagian. Contoh: hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya, dalam pertandingan final bulu tangkis Rt.03 melawan Rt. 07, dll.

ü  Simile adalah majas dengan yang pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta dan Persahabatan (Prolog)

Apa yang kau pikirkan jika mendengar cerita tentang persahabatan? Apa cerita kuno yang bercerita tentang cinta segitiga, saling berebut, lalu sama-sama mundur perlahan? Atau sahabat yang terus bersama, tiada duka yang mereka rasakan?

Beda Huruf, Beda Makna, tapi Sama Pengucapan, Apa Itu?

Hai! Maaf ya, Cerita Ifah telat nge-post nih, jadi minggu ini Cerita Ifah akan nge-post dua kali. Semoga kalian gak bosen deh.    Sebelumnya, bahasa adalah salah satu hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan kita. Mulai dari berbicara, menulis, bahka mendengar pun kita menggunakan bahasa. Namun, apa kita benar-benar paham dengan bahasa kita sendiri, bahasa Indonesia?  

Asal Usul 'Macan Kemayoran', julukan Persija Jakarta

Jika mau dihitung, saya kenal dan suka Persija kurang lebih delapan tahun. Meski terhitung baru, saya kira saya sudah cukup banyak pengetahuan tentang klub sepak bola representasi ibu kota ini. Dari mulai berapa kali Persija menjuarai kasta tertinggi liga Indonesia, berapa kali Persija berpindah kandang sejak pergi dari lapangan VIJ, atau siapa saja pemain yang keluar masuk di skuad Persija selama delapan tahun ini. Pun dengan julukan yang melekat di tubuh Persija, ‘Macan Kemayoran’, julukan yang rasanya kurang lengkap jika tidak diucapkan sehabis mengatakan ‘Persija Jakarta’. ‘Macan Kemayoran’ sudah tersemat lama di belakang nama Persija, puluhan atau bahkan ratusan kali saya melafalkannya. Dan entah berapa kali semua orang mengucapkannya. Suatu sore saya berpikir, apa arti di balik julukan ini. Karena jujur saja, jika ‘Macan Kemayoran’ tersebut yang ada dalam pikiran saya adalah seekor macan yang garang, bersiap mengamuk, dan yang pasti siap membantai lawannya. Lalu terpiki