Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Timnas U-16, Bukan Kalah Teknik

(17/7) Indonesia bukan kalah teknik, bukan juga soal klenik. Hasil minor yang didapat timnas u-16 di ajang AFF ini tidak lebih dari persoalan mental. Mereka telah berbuat banyak sejauh ini, serangkaian uji coba mereka lewati dengan superior, bahkan terakhir mereka berhasil menjuarai Tien Phong Plastic Cup 2017 di Vietnam. Seperti wajarnya seorang juara, mereka pun mendapat banyak pujian. Seluruh rakyat Indonesia berharap merekalah secercah cahaya atas redupnya prestasi Indonesia di bidang sepak bola belakangan ini. Harapan itu bukanlah sebuah harapan kosong, jelas, karena setelahnya mereka semakin perkasa dengan menghancurkan lawannya dalam uji coba terakhir sebelum terbang ke Thailand.  Namun, hasil mengejutkan terjadi sejak partai pertama mereka di AFF Championship U-16. Setelah sebelumnya timnas U-16 mengganyang Myanmar dengan skor mencolok 4-1 di Turnamen Tien Phong, mereka malah melempem dengan ditahan imbang 2-2 oleh lawan yang sama. Begitupun partai setelahnya, setela

Timnas U-19, Tidak Melulu Soal Hasil

(14/7) Stadion Gelora Bandung Lautan Api benar-benar bergelora malam ini. Menyambut sekumpulan anak muda yang akan menimba ilmu tentang persepakbolaan dari sumurnya. Adalah RCD Espanyol B yang akan menjadi lawan anak-anak muda tersebut. Datang jauh-jauh dari negeri matador, Spanyol, sudah barang tentu RCD Espanyol yang menurunkan tim reserve- nya pada pertandingan kali ini tidak mau kehilangan muka sebagai salah satu tim papan atas di la liga.  Perlawanan sengit coba mereka lakukan untuk anak-anak tim nasional Indonesia u-19. Tidak tanggung-tanggung, empat gol mereka lesakkan ke dalam gawang Indonesia. Namun, Indonesia bukan tanpa peluang, berkali-kali Garuda Nusantara mengancam gawang Espanyol. Total dua kali mereka menggoyang jaring gawang Espanyol lewat kaki seorang Egy Maulana Vikri. Terlepas dari hasil akhir yang kurang menyenangkan, disanalah tersirat sebuah daya juang yang tidak kenal lelah. Menilik dari lawan yang dihadapi tentu RCD Espanyol B bukanlah tim yang se

(Bukan) Lupa Cara Menang

(13/7) Di bawah langit Thailand malam ini, sebelas pemuda berpeluh memperjuangkan hidup dan matinya. Dengan baju putih-putih lengkap dengan kaos kaki putih, sebelas pemuda itu terus berlari. Mereka terus berlari, berlari, dan berlari, sampai sadar tidak sadar bajunya sudah bergumul dengan tanah. Warna bajunya sudah tidak lagi putih, begitu pula celana dan kaos kakinya. Namun, peduli apa mereka? Mereka terus dan tetap berlari. 

Persija Melumpuhkan Logika

(21/5) Pernah ada seseorang yang bertanya pada saya, ‘Kenapa kamu dukung Persija, secara kan, maaf ya, kalahan?’ Di sini akan saya utarakan sejujur-jujurnya mengapa saya mencintai Persja. Saya mencintai Persija bukan murni karena saya suka dia, saya suka Muhammad Nasuha yang dulu merupakan pemain Persija. Otomatis saya mengikuti perjalanan Persija. Hari ke hari saya terus mencari tahu tentang Persija. Tentang klub besar, klub dengan segudang sejarah, klub yang sangat berharga, klub yang tidak gampang dilupakan oleh pendukungnya, klub yang sporadis, klub yang terkenal garang, klub yang tidak pernah berjuang sendirian, dan yang lain. Saya mulai menyukai Persija, saya mulai mencintainya, hingga akhirnya Nasuha pergi dari Persija, hati saya tidak bisa pergi dari Persija. Saya terlanjur CINTA dengan Persija. Jika saya tidak cinta, bisa saja dari awal Persija mengalami musim-musim sulit saya pergi bahkan tutup mata dari Persija. Tapi apa? Tidak, saya setia di belakang Pers