Secara ekstrem bisa kukatakan, mungkin aku sudah lama kehilangan perasaan terhadap Persija. Tim pertama yang kudaku sebagai tim kesayanganku. Pembuka gerbang antara diriku dan sepak bola yang menyenangkan. Sepanjang ini, Persija sebenarnya tidak pernah benar-benar membuatku puas apabila melihat dari persoalan gelar. Sebelum dan sesudah sanksi FIFA yang fenomenal itu, paling tidak sejak dualisme liga yang memalukan, Persija hanyalah tim biasa yang turut serta meramaikan liga. Sejenak lupakan dulu gelar juara di 2018. Meski kuharap itu bukan one in million, semoga Persija tidak perlu berpuasa lagi setelah menunggu waktu lama untuk berbuka. Musim terakhir ditambah tiga laga sebelum kompetisi dihentikan akibat pandemi, hanyalah sepotong kecil dari perjuangan Persija yang tidak pernah mudah. Bukan bekal yang cukup untuk menghadapi kekosongan tanpa sepak bola yang sekalipun tidak pernah masuk dalam dugaan umat manusia. Sejurus dengan itu, aku juga sudah lama tidak berbagi kisah tentangny
Senang Berbincang dan Berdiskursi